Crazy Rich Man Tanjung Priok
Ahmad Sahroni, akrab disapa Roni, lahir di Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada 8 Agustus 1977.Ia merupakan putra dari sebuah keluarga sederhana yang berprofesi sebagai penjual nasi Padang di Pelabuhan Tanjung Priok.Orang tua kandungnya bercerai, ibunya menikah lagi, dan Roni memiliki adik lain ayah bernama Heri Susanto, Ahmad sahori tumbuh besar degan ibu dan nenek nya , pada awal tahun 1985 warung nasi ibu nya nyaris bangkrut akibat kebijakan yang ingin memperbaiki aktivitas bongkar muat di pelabuhan tanjung priok,
pada masa sulit itu ahmad sahroni hanya makan nasi dan dua buah cabai sehari hari nya ,makanan itu sangat disyukuri roni dan keluarga, untuk membantu finansial keluarga, Kondisi ekonomi yang pas-pasan membuat Roni tumbuh menjadi pribadi yang tidak neko-neko. Dia berprinsip tidak mau menyusahkan orang tuanya. Dia ingat ketika duduk di bangku SMP sudah mulai mencari uang sendiri, ahmad sahroni menambah penghasilan dengan bekerja serabutan , kadang usai sholat subuh roni pergi ke kawasan perkantoran untuk menyemir sepatu milik karyawan, bila hujan turun dia menawarkan jasa ojek payung dengan baju basah kuyup dan bertelanjang kaki ,namum kehidupan yang sulit tidak membuat robi patah semangat , roni terus belajar dan salah satu hasil ketekunan nya roni mampu memahami teknik mobil.
Roni menempuh pendidikan dasar dan menengahnya di Tanjung Priok. Roni kemudian masuk SMA Negeri Baru Cilincing (kini SMAN 114), dan ketika duduk di kelas dua Roni menjadi Ketua OSIS.Selepas SMA tahun 1995, pendidikannya tidak diteruskan ke bangku kuliah.
Selepas SMA, Roni langsung mencari pekerjaan di pabrik atau di kantor, namun selalu gagal. Akhirnya dia nekat menjadi sopir ’’tembakan’’ di PT Millenium Inti Sentosa sebuah perusahaan pengisi bahan bakar minyak (BBM) untuk kapal yang ada di dekat rumahnya di Tanjung Priok.
Setelah beberapa tahun bekerja sebagai sopir di perusaahaan itu, Roni memutuskan keluar. Dia lalu bekerja di kapal pesiar Century berbendera Amerika Serikat. Dia cukup senang karena bisa ikut berlayar ke berbagai negara secara gratis.Puas berlayar selama tiga bulan, Roni akhirnya rindu daratan. Dia lantas bekerja sebagai pelayan di restoran di kawasan pecinan Jakarta, Atlanta. Ditempat itu Roni mengaku tidak mendapatkan perkembangan hidup yang berarti.Saya lantas terfikir untuk kembali ke perusahaan lama, menjadi sopir. Tapi kali ini harus belajar bagaimana bos saya mencari uang,” sambungnya.Sambil menyelam minum air, itulah peribahasa yang diterapkannya. Selagi masih menjadi sopir bos, Roni juga belajar bagaimana perusahaan itu mencari konsumen, membeli bahan bakar, hingga proses pengisian ke kapal.”Setiap kali ada waktu saya berusaha serap ilmunya. Bahkan saya juga angkat-angkat selang (pengisian) yang beratnya 75 kilo,” tuturnya.
Suatu ketika, bos menantang Roni untuk menagih piutang perusahaan senilai Rp 1,7 miliar yang sudah tidak tertagih selama tiga tahun. Padahal bosnya sudah mengerahkan pengacara, debt collector, hingga aparat. “Kompensasinya cukup menggiurkan, kalau sukses langsung diangkat jadi karyawan tetap. Itu bos langsung yang ngomong,” tandasnya.
Strategi langsung dirancang. Roni pertama-tama menemui Satpam, lalu Kepala Satpam, berlanjut ketemu staf keuangan hingga akhirnya diantar menemui Direktur Keuangan.”Dalam waktu lima hari uang itu cair, tapi dipotong 25 persen untuk fee orang dalam. Setelah itu saya langsung jadi karyawan dengan gaji Rp 265 ribu dan uang makan Rp 6.000 perhari,”
Keberhasilan pertama itu membuat bos-nya sangat mempercayai Roni. Beberapa tantangan lain akhirnya juga dapat diselesaikan dengan baik. Alhasil, dalam waktu beruntun dia mendapat promosi jabatan dengan cepat.”Tahun 2001 diangkat, 2002 jadi manager, 2003 jadi Direktur. Sangat cepat, karena saya bisa menyelesaikan beberapa pekerjaan penting,”
Setelah ilmunya matang, anak penjual nasi padang di Pos 3 pelabuhan Tanjung Priok ini akhirnya memutuskan keluar pada 2004. Bersama beberapa temannya dia membuat perusahaan sendiri tanpa memiliki kantor.”Kebetulan di dekat kantor ada pohon besar, itu yang jadi kantor kita, nongkrong disitu, terima-terima telpon, transaksi dan lain-lain,” kata dia.
Meski tidak lagi bekerja di PT Millenium Inti Sentosa, namun, beberapa klien besar tetap mencari Roni dan kawan-kawannya saat ingin membeli bahan bakar kapal. Dia harus benar-benar bekerja keras untuk mengelola dan mencari keutungan.”Kalau ada yang minta berapa ribu ton (bahan bakar), saya iya-iyakan aja. Uangnya dari mana, ya minjem orang dulu,” katanya sambil tertawa.
Pernah suatu ketika, Roni bertemu seorang pengusaha kapal dari Cirebon di lapangan golf. Tanpa tahu latar belakang Roni, bagaimana perusahaannya, pengusaha tersebut langsung meminta Roni mensuplai bahan bakar senilai Rp 1,9 miliar
Namun bisnisnya juga tidak luput dari penipuan. Keputusan untuk bekerjasama dengan seorang pengusaha terkenal, justru membuatnya harus menganti uang Rp 550 juta. Padahal saat itu uangnya hanya sekitar Rp 80 juta.
dalam waktu sebulan Roni mendapatkan banyak order memasok bahan bakar kapal. Ada saja pengusaha kapal yang datang untuk meminta suplai dalam jumlah yang sangat banyak. Dia akhirnya menyadari bahwa itu semua terjadi karena kepercayaan.
Kerja keras Roni kini terbayar. Impiannya waktu kecil memiliki koleksi mobil super jadi kenyataan. Deretan mobil mewah kini ada di garasinya, antara lain dua supercar Ferrari 430 dan Ferrari 458, satu Lamborghini Aventador LP-700, dua Toyota Alphard, dua Mercedez Benz S-Class dan E300 serta dua sedan BMW.”Saya pernah jadi Ketua club BMW,” kata suami dari Feby Belinda ini.
Bendahara Partai Nasdem DKI Jakarta ini akhirnya juga terpilih sebagai President FOCI ( Ferrari Owner Club Indonesia) yang beranggotakan 80-an pemilik mobil Ferrari se-Indonesia sejak 9 Juni 2013 lalu.”Ini bukan tugas mudah karena saya masih muda tapi harus bisa memimpin bos-bos perusahaan terkenal.
5 Kunci Sukses yang dapat di petik dari perjalanan Ahmad Sahroni
1. Jangan menyerah
Ahmad Sahroni menyarankan Anda untuk jangan pernah menyerah saat melakukan bisnis. Salah satu kunci keberhasilannya adalah sikap pantang menyerah yang dimiliki2. Sabar
Sebelum menjadi pebisnis sukses, Ahmad Sahroni mengatakan pernah ditipu teman saat belajar berbisnis sehingga dia harus membayar hutang Rp 550 juta, sementara saat itu dia hanya memiliki Rp 5 juta. Namun dalam jangka sebulan Roni mampu membayar utang tersebut. Tak lama setelah itu, Roni ditipu untuk kedua kalinya dengan orang yang berbeda. Kali ini, dia harus membayar utang hingga Rp 1 miliar.3. Tidak ambil harta orang lain
Akibat ditipu 2 kali, teman yang menipu Roni tak lama masuk penjara. Dari kejadian ini Roni mendapat pelajaran, dalam berbisnis tidak boleh mengambil hak orang lain.4. Tahan banting
Roni pernah mengalami hal pahit yang mengharuskan dia tahan banting. Dia mengatakan, dalam membangun bisnis tidak semua sesuai harapan. Bisnis yang dijalani mungkin saja gagal sehingga Anda pun harus tahan banting dan bangkit lagi.5. Jangan takut kalah
"Sejak dulu, bisnis saya lawannya selalu orang-orang besar. Saya enggak ada apa-apanya. Tapi yakin saja, enggak ada yang enggak mungkin," ucap Roni. Karena Roni terus berjuang dan memupuk keyakinan, Roni akhirnya bisa memenangkan beberapa bisnis, salah satunya bisnis bernilai 7 juta dollar AS.Dibuat oleh : Tony Afriyanto
Tangerang 06 Mar 2020
Refrensi :
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Flifepal.co.id%2Fmedia%2Fahmad-sahroni-dulu-ojek-payung-sekarang-punya-ferrari%2F&psig=AOvVaw01JW-kau32t77z4lthgd_b&ust=1583522792703000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCIiEoqCIhOgCFQAAAAAdAAAAABAD
https://www.grid.id/read/041844048/kisah-ahmad-sahroni-si-crazy-rich-tanjung-priok-dulunya-tukang-semir-sepatu-kini-sukses-jadi-ketua-ferrari?page=all
https://www.jpnn.com/news/pernah-diusir-dari-loby-berkantor-di-bawah-pohon?page=7
https://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Sahroni
https://money.kompas.com/read/2019/04/02/093800126/5-kunci-sukses-ahmad-sahroni-si-anak-priok-peraih-mimpi?page=all.
Komentar
Posting Komentar